Menggambarkan sejarah GKMI GP tidak dapat dilepaskan dari GKMI Semarang yang beralamat di Jalan Pemuda no. 75 Semarang sebagai “ibu kandung” dari gereja ini. GKMI Gloria Patri adalah anak ketiga yang lahir dari GKMI Semarang. GKMI Semarang sendiri kini telah melahirkan tujuh gereja yang bertumbuh menjadi dewasa: GKMI Salatiga, GKMI Lampermijen-Semarang, GKMI Gloria Patri-Semarang, GKMI Sola Gratia-Semarang, GKMI Progo-Semarang, GKMI Yogyakarta, Sidodadi-Semarang, GKMI Srumbung Gunung yang terletak di Kabupaten Semarang. Beberapa waktu sebelum gereja ini lahir, pelayanan Sekolah Minggu telah dimulai di daerah Tanah Mas. Minggu, 11 Juli 1982 adalah hari di mana pelayanan Sekolah Minggu untuk anak-anak di sekitar perumahan Tanah Mas dimulai. Menempati rumah Jemaat GKMI Semarang yaitu keluarga Bahtera Lang Lang Buana. Dimulai dari 2 anak, pelayanan ini terus berkembang menjadi 8 anak dalam waktu sebulan dan terus bertambah. Dalam kurun waktu satu tahun perkembangan pelayanan ini, anak-anak yang dilayani telah mencapai 75 anak bahkan dibuka tempat pelayanan baru di tempat tinggal Keluarga Samuel Kitanu dan Keluarga Gito Martono. Ketiga keluarga di atas pada saat itu adalah Anggota Jemaat GKMI Semarang.
GKMI Semarang yang saat itu beralamat di Jalan Saidan, berkembang cukup pesat hingga dirasa perlu untuk diperluas gedungnya. Visi pembangunan perluasan gedung gereja muncul dari seorang janda berusia 68 tahun bernama Tjwan Liang. Seorang jemaat yang tinggal di gereja dan mendapatkan pelayanan diakonia dari gereja. Di dalam sebuah persekutuan doa pagi, Emak Twan Liang menyampaikan visi yang diterimanya, dan selanjutnya menyampaikan lagi ke ibu Pdt. Samuel Setianto (Gembala Jemaat GKMI Semarang). Emak Tjwan tidak sekadar menyampaikan visi pembanguan perluasan, namun beliau di saat bersamaan juga mempersembahkan sebuah mesin jahit kesayangannya untuk menjadi buah sulung pembangunan gereja. Hasil penjualan mesin jahit sebesar Rp. 50.000,- kemudian diumumkan dan didoakan di depan jemaat sebagai persembahan sulung pembangunan perluasan gedung gereja. Terbatasnya luas tanah yang ada di Jalan Saidan/ Jalan Pemuda 75 (blk) menjadi bahan pertimbangan panitia untuk memikirkan ulang perluasan gedung gereja. Sehingga muncul gagasan untuk mencari tempat baru untuk kemudian menjadikannya sebagai gereja cabang. Seiring perjalanan waktu, panitia pembentukan gereja cabang menentukan tempat perintisan yang berada di Jalan Sumber Mas Raya no. 29-30. Perumahan baru yang masuk di dalam Kelurahan Panggung Kidul Kecamatan Semarang Utara. Pemilihan tempat ini ditentukan dengan memperhatikan beberapa hal antara lain:
Perumahan Tanah Mas merupakan area pemukiman baru yang dinamikanya berkembang naik. Selain banyaknya Jemaat GKMI Semarang yang berdomilisi di perumahan tersebut, daerah ini adalah lahan yang subur untuk upaya pengabaran Injil. Sudah adanya pelayanan Sekolah Minggu dan Pra Remaja seperti diterangkan di atas juga menjadi dasar pertimbangan wilayah ini sebagai tempat pembukaan cabang baru.
Dibangunnya gedung serba guna di Jalan Sumber Mas Raya 29-30 sebagai pusat kegiatan jemaat, menjadikan gereja cabang tersebut berkembang pesat. Banyak kegiatan yang diadakan menambah jiwa baru untuk beribadah dan bertumbuh di GKMI Semarang cabang Tanah Mas ini. Di bawah bimbingan Ev. Andreas Christanday sebagai Gembala Konsulen, gereja cabang ini terus menunjukkan perkembangan bukan hanya secara kuantitas namun juga disertai kualitas. Hingga GKMI Semarang cabang Tanah Mas ini memenuhi syarat dan didewasakan pada tanggal 25 September 1990. Tanggal tersebut menjadi awal kelahiran gereja dewasa meski pelayanan yang dikerjakan telah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya. Lahirnya GKMI GP dapat dikatakan sebagai buah dari visi maupun kesediaan diri seorang janda miskin (karena dalam pelayanan diakonia gereja) yang memberikan “harta” nya untuk pembangunan Rumah Allah.
Motto GKMI Gloria Patri Growing Family berorientasi pada memperkuat komunitas keluarga nampaknya memang tepat untuk perkembangan GKMI Gloria Patri. Di mana anggota jemaat GKMI Gloria Patri sebagian besar adalah pasangan muda. Karenanya GKMI Gloria Patri perlu diarahkan untuk menjadi “Keluarga Yang Beribadah.” Pembentukan spiritualitas di dalam keluarga menjadi tekanan sentral dari Motto dan tema fokus pelayanan ini. Dengan kuatnya keluarga dan pertumbuhan spiritualitas keluarga yang sehat maka gereja juga akan menjadi kuat.
Dalam retreat Jemaat tanggal 4-5 Maret 2001 di El Bethel Solo, yang menjadi titik awal ditekankannya motto dan tema fokus GKMI Gloria Patri Growing Family, Pdt. Peter Hiendarto menekankan betapa pentingnya gereja itu bertumbuh, sebagai salah satu bukti bahwa gereja itu sehat. Sebagaimana sebuah pohon, pertumbuhan itu dimulai dari akar yang kuat dan merambah kedalam inti tanah sehingga menemukan sumber air segar sebagaimana Firman Tuhan katakan: “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yeremia 17:7-8). Hubungan kita dengan Tuhan adalah akar dari semua pertumbuhan iman. Walau demikian semua aspek dan bagian dari tumbuhan tetap memainkan peranannya yang penting. Semua harus bertumbuh. Dari pertumbuhan yang sehat, akan dihasilkan pula buah-buah yang baik. Inilah tantangan bagi komunitas kita, bagi keluarga kita dan bagi gereja kita.
Keseriusan GKMI Gloria Patri untuk menggarap pertumbuhan gereja dengan basis keluarga ini makin terasa dengan diciptakan pula lagu tema oleh Agus Setianto dan Setio Boedi, sebuah lagu yang berjudul “Growing Family”. Sebagai ketua majelis, Agus Setianto menekankan betapa pentingnya proses pemuridan yang dilakukan mulai dari keluarga. Setiap keluarga yang dimenangkan akan menjadi keluarga yang kuat dan selanjutnya akan pula menjadi penyangga gereja yang kuat. Sesungguhnya pelatihan untuk membangun mesbah keluarga sudah dimulai sejak tahun 1995 dengan mengadakan mesbah keluarga untuk kebaktian Natal keluarga jemaat GKMI Gloria Patri, dan ini nampaknya akan terus dikembangkan. Beberapa momen khusus menjelang Paskah juga diadakan puasa bersama (keluarga) dan buka puasa dan doa bersama di gereja. Kesemuanya ini sungguh merupakan upaya meningkatkan kesatuan keluarga dan gereja sebagai satu keluarga besar. Diharapkan melalui kesemuanya itu GKMI Gloria Patri bisa menjadi gereja yang bertumbuh dan menjadi berkat bersama dan melalui keluarga. Gembala Jemaat Pdt. Peter Hiendarto menyatakan bahwa Firman Tuhan yang dipakai sebagai landasan hidup bersama diambil dari Efesus 2:19-22
“… kamu … kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh”. Landasan Firman Tuhan di atas inilah yang mewarnai bentuk komunitas keluarga Allah yang terus dibangun di GKMI Gloria Patri agar GKMI Gloria Patri Growing Family agar bisa menjadi kenyataan. Pembentukan spiritualitas di dalam keluarga menjadi tekanan sentral dari visi ini. Dengan kuatnya keluarga dan pertumbuhan spiritualitas keluarga yang sehat maka gereja-pun akan menjadi gereja yang kuat juga.
Bertumbuh melalui firman Tuhan
Bertumbuh melalui penyembahan
Bertumbuh melalui pelayanan