Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 22 Mei 2022 - Oleh: Pdt. Jakson Rumagit
Ilah Masa Kini
Kisah Para Rasul 17 : 16 - 34
Ketika Paulus ada di Athena, dia melihat kota itu dipenuhi dengan patung-patung dewa dan mezbah-mezbah (ayat 16). Ada banyak dewa yang dipercayai oleh orang Athena. Ada Apfrodite, dewa kecantikan. Ada Ares, dewa perang. Artemis, dewa kesuburan dan kekayaan. Ada Hephaestus, dewa keterampilan. Ini adalah gambaran jelas tentang budaya yang ada dunia Yunani-Romawi kuno di zaman Paulus itu.
Bagaimana dengan saat ini? Apakah masih sama dengan zamannya Paulus? Pada dasarnya, masyarakat kita sekarang ini tidak berbeda dari masyarakat kuno. Ironisnya, bahkan berhala-berhala itu dipuja dan disembah oleh orang- orang yang telah mengaku sebagai orang Kristen. Bagaimana itu bisa terjadi? Jawabannya adalah ketika segala sesuatu kita tempatkan untuk menggantikan Tuhan.
Perintah pertama dari 10 Hukum Tuhan berbunyi, "Akulah TUHAN Allahmu.... Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas ....." (Kel. 20:3-4). Perhatikan 2 kata penting: "ilah lain" dan "apapun". Kita harus sadar bahwa "Apapun (bahkan hal yang baik) bisa menjadi berhala". Apapun itu bisa berbentuk karir, pekerjaan, uang, kecantikan, kekuasaan, keluarga, dan bahkan pelayanan.
Bagaimana kita mengetahui bahwa "sesuatu" telah menjadi berhala atau ilah lain di hadapan Tuhan? Pada dasarnya "sesuatu" telah menjadi ilah atau allah palsu jika "sesuatu" tersebut telah kita kasihi, percayai, dan taati lebih atau sama dengan Tuhan. Dengan kita mengasihi, mempercayai dan menaatinya maka kita menganggap bahwa hal itu adalah yang paling esensi bagi hidup kita, sehingga ketika kita kehilangan hal tersebut, maka hidup kita tidak layak untuk dijalani lagi.
Fakta yang terjadi ketika kita menjadikan apapun yang ada di dalam dunia ini sebagai allah palsu adalah kekecewaan dan keputusasaan. Mengapa? Karena, sesungguhnya tidak ada satupun yang di dalam dunia yang adalah ciptaan-Nya yang bisa mengisi kekosongan dan memberi kepuasan hati manusia selain Allah.
Karena itu, kita perlu mengenali berhala atau ilah di hati kita. Setelahnya, datanglah kembali kepada Allah yang asli dan yang sejati. Dia adalah Allah yang menyatakan diri di Gunung Sinai dan memberikan Hukum-Nya kepada orang Israel dan yang telah menyatakan diri-Nya di Bukit Golgota. Dialah yang akan memuaskan hati kita. Memandang salib-Nya akan membebaskan kita dari berhala-berhala dalam hati kita. Amin. (Jakson Rumagit)