Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 27 Februari 2022 - Oleh: Ibu Vonny Rumagit


Kebaktian 27 Feb 2022

Kesetiaan, Kelemahlembutan dan Penguasaan Diri
Galatia 5: 22-25

Kesetiaan
Kesetiaan banyak dikaitkan juga dengan waktu atau berapa lama keberlangsungan seseorang memegang teguh pendiriannya. Namun jika digali lebih dalam, bicara setia sebenarnya lebih banyak bicara tentang kualitas bukan sekadar kuantitas (secara durasi/ ukuran waktu). Kesetiaan dalam Kamus Bahasa Indonesia diberi arti sikap berpegang teguh pada janji dan pendirian. Di Galatia 5, kata Yunani yang dipakai adalah "Pistis", yang juga mempunyai arti "Iman." Dalam Bahasa Inggris adalah "Faithfulness," yang di dalamnya ada unsur kata "Faith." Dalam kesetiaan ada mutu dan keunggulan sikap yang dikerjakan secara intens, seperti iman, kasih, tabah, tegar, dsb.

Kelemahlembutan
Lemah lembut seakan-akan identik dengan penampilan atau perilaku yang halus, sopan dan tenang. Kelemahlembutan menggunakan kata meekness bukan weakness. Kelemahlembutan adalah kekuatan batin bukan kelemahan. Cirinya adalah mudah dibentuk (teachable) dan sikap hati penuh ketundukkan (submissive).

Penguasaan Diri
Penguasaan diri bukan sekadar tentang "tidak melakukan sesuatu", tapi juga sebaliknya bicara "melakukan sesuatu yang perlu, yang tidak ingin kita lakukan." Ketika kita belajar dan melatih diri melakukan sesuatu yang baik yang tidak kita suka, di sana akan muncul ketangguhan batin dan penguasaan diri yang kuat.

Di bagian awal perikop ini, kita melihat bahwa konteks ditulisnya tentang buah roh adalah terkait dengan hidup di bawah pimpinan Roh kudus. Dan sebagai pembandingnya, disebutkan tentang hidup oleh daging yang berlawanan dengan hidup oleh roh. Berbeda dengan hukum taurat, buah roh bukanlah sebuah hukum, melainkan hasil dari seorang yang hidup dikuasai oleh Roh Kudus.

Jika hukum taurat mewakili usaha manusia yang terbatas dan gagal memenuhi tuntutan Allah, Buah Roh adalah pekerjaan Roh Kudus yang memampukan dan menuntun orang percaya agar seluruh rencana Allah tergenapi. (VEJ)