Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 28 Mei 2023 - Oleh: Pdt. Handi Hadiwitanto


Kebaktian 28 May 2023

Tema Minggu Pentakosta ini menjadi 'penutup' setelah berminggu-minggu kita diajak untuk berbicara tentang karya dan kehadiran Yesus Kristus di tengah dunia ini. Karya dan kehadiran Yesus adalah wujud cinta kasih dan kesetiaan Allah kepada ciptaan-Nya. Melalui Yesus Kristus, dunia dan seluruh ciptaan, bukan hanya mendapatkan pengampunan dosa seperti yang biasa kita dengar dalam ajaran dasar kekristenan, tetapi juga diterima sebagai tempat karya cinta Allah yang kudus. Dunia dan seluruh ciptaan, termasuk manusia di dalamnya, bukan hanya diampuni tetapi menjadi ruang kudus dan kawan sekerja Allah. Inilah berita keselamatan yang paling mendasar. Sepuluh hari yang lalu kita mengenang peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Karya-Nya melalui kehadiran di tengah pengalaman dunia telah selesai. Saat ini adalah kesempatan bagi dunia dan manusia untuk menjalankan hidup di dalam keselamatan. Hidup dalam dan memperjuangkan cinta Allah, menjadi rekan sekerja Allah. Dalam pengertian ini tema kita berbicara. Kita diajak untuk 'menceritakan kisah tentang Yesus'. Pertanyaannya, bagaimana menceritakan kisah Tuhan Yesus ini harus kita pahami? Apakah sekedar kita berbicara menghafalkan ayat dan cerita? Bagaimana hubungan tema kita ini dengan kenyataan bahwa saat ini adalah kesempatan bagi dunia dan manusia untuk menjalankan hidup di dalam keselamatan?

Peristiwa Pentakosta yang kita baca dalam Kisah Para Rasul 2:1-13 pada dasarnya memberikan kepada kita jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Beberapa orang sering memahami peristiwa Pentakosta, momen kehadiran Roh Kudus, adalah soal keajaiban yang mengagumkan. Tentu hal ini merujuk pada ayat 4,6,7, di mana setiap orang percaya dari berbagai daerah dan tempat pada saat itu dapat memahami apa yang dikatakan oleh para rasul tentang perbuatan-perbuatan besar Allah dalam Yesus Kristus. Hal ini tidak salah, karena memang hal itulah yang digambarkan dalam Kisah Para Rasul 2 ini. Dan jelas peristiwa ini menjadi relevan dengan tema yang mengajak kita bercerita tentang Tuhan Yesus. Tetapi apakah kita dapat melihat pesan lain yang lebih mendasar dalam kisah ini, yang melampaui 'keajaiban yang mengagumkan' itu?

Salah satu hal yang penting untuk kita perhatikan dengan baik adalah kehadiran Roh Kudus ini membuka kesempatan pada semua orang dari berbagai tempat dapat berkomunikasi, berbicara, mendengar dan memahami satu dengan yang lain. Salah satu persoalan utama dalam hidup dan bekerja adalah berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dan saling mengerti adalah kondisi yang amat menyenangkan dalam hidup dan kerja. Kita dapat merasa aman, tenang dan produktif hanya karena kita dapat berkomunikasi. Sebaliknya ketika kita tidak saling mengerti, maka ada rasa takut, kuatir, bingung, dan kesulitan untuk dapat berkarya. Maka peristiwa Pentakosta memperlihatkan kepada kita bagaimana orang percaya atau gereja yang baru saja 'ditinggalkan' oleh Tuhan Yesus menerima kehadiran dan keramahan Allah yang amat penting dalam bekerja, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi.

Bercerita adalah bentuk komunikasi, dan berkomunikasi adalah soal saling mengerti, di mana di dalamnya juga ada hal saling mendengar dan saling memberi. Berkomunikasi jelas bukan sekedar kita berbicara dan orang lain hanya mendengar. Berkomunikasi adalah sebuah kemampuan mengolah berita, cerita dan informasi bersama untuk menjadi sebuah kebajikan hidup. Jika kita kembali pada tema kita, bercerita tentang peristiwa Yesus yang adalah perbuatan Allah yang besar (bdk. ayat 11) dapat kita pahami sebagai berkomunikasi dan mengkomunikasikan perbuatan cinta Allah. Dan itu berarti kita perlu saling memberi, mendengar, mengolah dan membangun kebajikan sehingga cinta Allah itu dapat dipahami serta dirasakan oleh banyak orang. Di sinilah peristiwa Pentakosa menjadi relevan. Kehadiran Roh Kudus yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yesus adalah keramahan Allah yang menolong gereja untuk bekerja memahami dan menghadirkan cinta Allah.

Amin
[handi hadiwitanto]