Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 6 Februari 2022 – Oleh: Pdt. Jakson Rumagit


Kebaktian 06 Feb 2022

Buah Roh Dalam Keluarga
(Kasih, Sukacita, Damai Sejahtera)
Galatia 5:22-23

Dalam sebuah survey tentang pernikahan, didapatlah sebuah fakta yang mencengangkan bahwa tingkat rata-rata perceraian di pernikahan pertama adalah 35-40 %; sedangkan di pernikahan kedua adalah 60-70 %. Fakta pernikahan ini terjadi di Amerika. Melalui survey ini kita dapat mengatakan bahwa menjalani pernikahan dan keluarga adalah hal yang sulit. Dalam situasi ini banyak suami-istri atau keluarga Kristen TIDAK menyadari bekal apa yang TELAH mereka miliki untuk membangun dan mempertahankan pernikahan mereka.

Bekal yang TELAH mereka miliki adalah buah Roh. Sebagai catatan, perhatikan Alkitab menyebutnya sebagai "buah" dan BUKAN "buah-buah" Roh. Jadi tunggal, bukan jamak. Mengapa? Jawaban yang sederhana adalah karena yang mengerjakan adalah Satu Roh, yaitu Roh Kudus. Selain itu, Ia menghasilkan SATU buah dalam diri orang percaya, supaya kita yang
menerima buah Roh tersebut tidak hanya bisa membawa dan menghidupi satu rasa dari sembilan rasa dari Buah Roh itu melainkan semuanya harus menjadi kodrat baru yang memenuhi semua kehidupan orang percaya.

Kali ini kita hanya akan membicarakan 3 hal atau rasa yang pertama dari Buah Roh.

Pertama, Kasih (Yunani: agape). Kasih Agape adalah kasih dengan segenap pikiran, alasan, dan kehendak. Kasih seperti ini adalah KASIH YANG SEKALIPUN: - kasihi tidak memedulikan apakah orang itu merasakan atau tidak merasakan kasih yang kita berikan; - sekalipun orang yang kita kasihi layak atau tidak layak, pantas atau tidak pantas kita kasihi. Kasih seperti inilah yang didemonstrasikan oleh Yesus Kristus di atas kayu salib. Kasih seperti ini adalah kasih yang tidak mementingkan diri sendiri.

Kedua, Sukacita (Yunani: chara). Chara adalah kegembiraan yang dari dalam; kesenangan yang mendalam. Chara adalah adalah keyakinan akan sesuatu yang menyulut hati yang ceria yang kemudian mewujud pada perilaku yang ceria. Kegembiraan dari Tuhan tidak sama dengan kesenangan dunia (yang kesenangan sementara, yang terganggu oleh ketidaklengkapan atau kekurangan, atau hal-hal yang tidak terpenuhi, atau yang hilang). Keadaan dapat berubah dan dapat mengganggu kegembiraan (sakit, kematian, kehilangan materi atau keuntungan).

Ketiga, Damai Sejahtera (Yunani: eirene) atau dalam Bahasa Ibrani adalah "shalom". Eirene, artinya mengikat bersama, menyatukan, menenun bersama. Dengan kata lain, seseorang yang mengalami Eirene adalah seseorang yang terikat, terjalin, dan disatukan antara dirinya sendiri dan dengan Tuhan dan sesama. Shalom berarti mengalami kebaikan tertinggi atau juga menikmati/ memiliki kebaikan batin. Shalom juga bisa berarti menikmati kemakmuran spiritual yang membuatnya memiliki jiwa yang yang mekar dan berkembang. Dengan satu kata: Eirene atau Shalom adalah memiliki keutuhan hidup di dalam Tuhan.

Kasih, sukacita, damai sejahtera adalah apa yang sesungguhnya sudah kita dapatkan karena kita telah mengalami rekonsiliasi dengan Allah melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Sejak kita menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka berbagai rasa dari buah Roh ini telah ada. Inilah yang memungkinkan kita bisa membangun keluarga dan pernikahan yang kuat kokoh dan memuliakan Tuhan. Amin. (Jakson Rumagit).