Kebaktian Umum GKMI Gloria Patri Minggu, 8 Mei 2022 - Oleh: Ibu Vonny Rumagit
Penginjilan Dengan Gaya Hidup
1 Korintus 9:27, Yesaya 43:11-12
Awal-awal menjadi orang Kristen, saya sering mendengar, kalau nanti kamu bertemu Tuhan di surga, Tuhan akan tanya, berapa jiwa sudah kau bawa? Saya memaknai dengan keliru bahkan sombong. Saya dulu pernah berpikir ingin membuat buku tabungan surga. Isinya adalah catatan nama-nama orang yang saya injili. Semangatnya tidak salah, maksud baiknya tidak salah, lalu apanya yang keliru? Berpikir bahwa saya bisa menyelamatkan orang lain.
1. SINDROM JURUSELAMAT TIDAK EFEKTIF
Awal-awal menjadi orang Kristen, saya sering mendengar, kalau nanti kamu bertemu Tuhan di surga, Tuhan akan tanya, berapa jiwa sudah kau bawa? Saya memaknai dengan keliru bahkan sombong. Saya dulu pernah berpikir ingin membuat buku tabungan surga. Isinya adalah catatan nama-nama orang yang saya injili. Semangatnya tidak salah, maksud baiknya tidak salah, lalu apanya yang keliru? Berpikir bahwa saya bisa menyelamatkan orang lain. Yesaya 43:11-12 Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku. Akulah yang member i tahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.
Injil itu good news, berita baik, bukan good advice (nasihat baik). Bedanya di mana? Kalau good advice, kalau ada yang berhasil kita nasihati itu kredit buat kita. Tapi good news atau berita baik itu deklarasi, sudah terjadi, kita cuma memberitakan dan bersaksi. Jadi bukan tentang "apa yang kita buat untuk Tuhan" tapi "apa yang sudah Tuhan selesaikan dan Tuhan buat untuk kita." Penginjilan itu tentang Tuhan, bukan tentang kita. Penyelamatnya bukan kita, jangan sampai kita terjangkit yang namanya Saviour atau Hero syndrome, yang selalu berpikir, "Gara-gara aku, dia bisa kenal Tuhan Yesus dan ke gereja."
Tujuan kita menginjili juga harus benar. Bukan supaya orang itu menjadi kristen dan masuk gereja. Itu harapan yang baik. Tapi manusia tidak bisa membawa manusia, hanya Tuhan yang bisa. Jadi tujuan kita menginjili adalah memuliakan, menyatakan, menyaksikan, memaknai dan menghidupi karya keselamatan yang sudah kita terima.
2. MENGINJILI DENGAN GAYA HIDUP EFEKTIF DAN RELEVAN
1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Memakai keseharian kita untuk melatih diri dari waktu ke waktu. Dan menguasai seluruhnya, mulai dari cara kita berpikir, berkata-kata berbahasa, dan berperilaku, di situ ada pola yang terlihat. Yang teruji dengan sendirinya, orang melihat dampak dan perubahannya sendiri. (VEJ)