Kebaktian Umum Minggu, 10 Oktober 2021 - Oleh: Ibu Vonny Rumagit
Siapakah Sesamaku Manusia?
Yunus 1:6-16
Di dalam diri setiap manusia, seringkali ada pertentangan batin yang membuat dirinya merasa di satu sisi dirinya lemah dan di sisi lainnya dirinya, arogan dan merasa jauh lebih baik dari orang lain. Rasa superioritas yang ada pada diri manusia sebenarnya juga adalah tanda kelemahannya. Rasa ingin mengalahkan dan menjadi yang terutama adalah cara manusia menutupi kelemahan-kelemahannya. Menindas, menjadi sombong, terus mencari pencapaian-pencapaian dan penerimaan adalah bentuk-bentuk manusia itu lemah. Manusia merasa butuh sesuatu untuk membuat dan menjaga dirinya terlihat kuat.
Kalimat pertanyaan "Apa pekerjaanmu, dari mana engkau datang, apa negerimu dan bangsa manakah engkau?" (Yunus 1:8) menunjukkan setiap manusia tanpa sadar membangun identitasnya dengan membuat pembagian golongan manusia berdasarkan latar belakangnya. Dan tentu saja, setiap orang merasa atau ingin menjadi bagian dari kasta yang paling baik dan tinggi.
Di perikop ini kita dibukakan untuk melihat, penilaian yang dibangun manusia seringkali tidak seperti yang kita bayangkan. Yunus dan Para Pelaut pada waktu mengalami badai yang sama, berada di kapal yang sama tetapi perilaku mereka sama sekali berbeda. Ketika Yunus tidur, para pelaut dalam kondisi sadar dan memperingatkan. Di sini kita harus mengakui orang yang
tidak beriman seringkali bertindak lebih benar dan lebih terhormat dari orang yang beriman. VEJ.