Kebaktian Umum Minggu Adven IV GKMI Gloria Patri - Oleh: Ev. Tientien K. Lienardy
Hati Majusi
Matius 2:1-12
Sebenarnya fenomena langit apa yang dilihat para majus, yang menuntun mereka dari Timur ke Yerusalem, lalu ke Betlehem, ke tempat di mana Kanak-kanak Yesus berada? Para majus menyebutnya "bintang-Nya" (v.2). Bintang yang menandai lahirnya sang "raja orang Yahudi". Apapun hakikat bintang yang misterius itu, yang pasti ia mengajarkan bahwa Allah benar-benar mahakuasa. Ia dapat menggunakan setiap ciptaan-Nya, termasuk bintang, untuk mengerjakan dan memenuhkan kehendak-Nya.
Siapakah orang Majus? Mereka adalah orang-orang pandai. Dalam bahasa Yunani mereka disebut magoi, sebuah istilah yang merujuk ke banyak kemungkinan jenis orang termasuk para peramal, ahli sihir, imam, dan ahli perbintangan. Karena kaitannya dengan bintang dalam kisah ini, maka patut diduga mereka yang datang ke Yerusalem itu adalah kelompok yang disebut terakhir : ahli perbintangan. Diduga mereka datang dari Babilonia atau Persia, darimana kata magus itu berasal.
Siapakah orang majus? Mereka adalah orang yang punya kegigihan dan keterarahan hati. Begitu melihat makna astrologis di balik bintang tsb, orang majus memiliki keterarahan hati hanya kepada Tuhan. Seperti diungkapkan mereka, "Dan kami datang untuk menyembah Dia (ay. 2). Perjalanan yang panjang, berat dan melelahkan, tidak mengalihkan tujuan kedatangan mereka.
Siapakah orang majus? Mereka adalah orang-orang yang mempunyai kerendahan hati, penundukan diri dan segala pengetahuannya, untuk menaati tuntunan Tuhan. Kendati mereka bukan orang Yahudi dan tidak mengenal Taurat atau firman Tuhan. Selain oleh bintang, para majus juga dipimpin oleh mimpi, seperti tertulis di ayat 12, dan oleh firman, ini yang terpenting. Perjumpaan dengan firman yang menuntun mereka berjumpa dengan kanak-kanak Yesus (ay. 4). Penundukan diri dan ketaatan mereka akan tuntunan firman Tuhan membawa para majus sampai ke Betlehem.
Bertolak belakang dengan sikap Herodes dan para pemimpin agama di Yerusalem: punya kuasa, punya pengetahuan tentang "di mana anak itu lahir", mereka tahu firman, tapi tidak kunjung dibaca dan direnungkan, mereka berhenti di Yerusalem, tak kunjung ke Betlehem. Mereka hanya tahu sekilas tentang Allah, tidak kunjung mengalami dan melihat Sang Imanuel!.
Bercerminlah dari para majus, milikilah hati majusi. Andalkan Tuhan, tunduklah pada firman-Nya niscaya kita akan sampai di Betlehem dan berjumpa dengan Sang Juruselamat!